Kemarin ; sekarang sudah tua

Kemarin sempat gak enak badan. Kecapean mungkin. Atau karena pengaruh cuaca. Maklum, akhir-akhir ini hujan terus turun. Beberapa hari yang lalu malah terjadi badai. Kecepatan angin lebih kencang dari sebelumnya. Bikin ngeri melihatnya.Saat itu saya sedang berada di lantai 4 parkiran kantor. tempat biasa nongkrong menjelang pulang kerja, sembari menikmati senja dari ketinggian.

Tiba-tiba lantunan Nok*a Tones berdering dari saku celana. Inbox.
"takutku..!!"
"Knpai", reply.
"mallakka, kencang angin".
Ah, lebay. Padahal malla tonja.

Kucabut sebatang rokok. Menikmati kepulan asap tebalnya. Fiiuuhhh... Begini lebih baik.

Ini memang jaman yang aneh. Badai, gempa, dan bencana lainnya tak henti-hentinya terjadi. Sudah dekat kiamat mungkin. Iklim jadi tak menentu. Sepertinya dunia sudah semakin tua. Tapi sedikit orang yang mau merawatnya. Minimal tanam pohonlah di halaman rumah.

Memang sekarang makin gencar upaya penghijauan dan penanaman pohon. Apalagi dari lembaga profit. Tapi jangan pernah berharap itu akan memperpanjang usia bumi. Bumi sudah kian renta. Kalo sudah ingin meletus, ya meletus sajalah. Yang penting upaya-upaya perbaikan diri jalan terus. Terima kenyataan dan menyadari kebodohan masa lalu. Bahwa sejak dulu kita tak merawat bumi. Ah, itu mo dulu deh...

Komentar