Under Pressure


Begini.
Saya seorang desain grafis di salah satu perusahaan otomotif. Perusahaan itu memiliki 2 orang desainer. Saya, dan satu lagi rekan kerja saya.  Job kami adalah mengurusi segala macam bentuk keperluan promosi. Termasuk kebutuhan periklanan di 15 media cetak se-pulau Sulawesi, dan 72 cabang dan dealer. Satu media cetak memiliki beberapa jenis iklan yang senantiasa harus ter-update.
Nah, saat ini sebuah produk baru muncul. Kalau sering melihat iklan terbaru dari Andre Taulani di televise, itulah produk baru tersebut. Tau sendirilah, setiap produk baru perlu ada event untuk perayaan launching. Enam wilayah di pulau sulawesi termasuk Makassar tentu memiliki agenda launching berbeda-beda. Minggu ini adalah wilayah ke 4 di Gorontalo.
Di tengah padatnya persiapan launching untuk wilayah ke-4, rekan kerja saya mendapat hadiah liburan ke Taiwan. Destak…!! Itu berarti saya harus menyiapkan sendiri kebutuhan advertising untuk perayaan launching kali ini. Padahal saya baru beberapa bulan ini bergabung di perusahaan tersebut. Yang dalam hitungan HRD, saya masih dalam proses adaptasi.
Fiuh… Under Pressure.
Tapi senang juga melihat rekan tersebut mendapatkan hadiah. Senang karena melihat orang lain senang.
Kembali ke topik.
Meskipun rekan saya telah menitipkan beberapa tugas yang telah selesai, tapi toh tetap saja saya kewalahan. Pertama, karena saya harus mengerjakan hal-hal baru secara cepat. Termasuk mengurus persuratan yang sebelumnya belum pernah sekalipun saya mengerjakannya. Mengantarnya sendiri ke kantor media, kemudian harus pulang secepatnya karena harus segera mengirim berita advertorial ke 4 media berbeda. Kedua, karena harus berhadapan langsung dengan atasan yang asli tak mau tau. Pokoknya, titik! Pernah baca “my stupid boss”?. Nah, dia salah seorang atasan yang memiliki beberapa ciri di buku tersebut. Huft… betul-betul tantangan.
Saya sempat sedikit terganggu ketika atasan mengomel soal iklan yang seharusnya sudah ditarik sebulan lalu, tapi toh tetap terbit. Padahal saya tak tahu menahu soal iklan itu. Saya tak pernah mengerjakan yang seperti itu. Usut punya usut, ternyata itu kesalahan media cetak. Sayapun membela diri. Tapi karena si atasan tak mau soal seperti itu, maka kenalah saya.
Beruntung ia bisa sedikit meredam amarahnya. Melihat saya yang masih “anak baru” kewalahan menyelesaikan pekerjaan sendiri, iapun berkata, ”kau butuh tantangan kan? Nah, ini tantanganmu”. Saya tersenyum mendengar itu. Redahlah saya, dan akhirnya bias menyelesaikan itu semua dengan enjoy, dalam sehari.
Lantas apa pelajaran hari ini?
Saya jadi teringat sosok Mario Teguh. Dia pernah berkata begini, “Terkadang kita butuh tekanan untuk bisa melewati sesuatu, di luar dari apa yang selama ini hanya bisa kita lakukan”. Itu.

Komentar