KERTAS ; DIBUANG SAYANG


Tak Ada Kertas, Tak Ada Informasi

Kertas menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses kehidupan manusia. Sejak ditemukannya sekitar 101 Masehi oleh bangsa China, hingga saat ini, kertas masih menjalankan peran vital dalam membangun peradaban.
Lewat kertaslah berbagai informasi disebarkan, ilmu-ilmu diajarkan, pesan-pesan disampaikan, dan berbagai kepentingan lainnya. Tanpa kertas, rasanya sulit membayangkan apa jadinya kehidupan manusia sekarang.
Lembaga-lembaga pendidikan, perkantoran, industri dan pemerintahan, merupakan pemakai kertas terbesar. Aktifitas memakai kertas menjadi bagian yang tak terhindarkan. Meski pada saat ini kita telah memasuki era digital. Tapi, tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakaian kertas di lembaga-lembaga tersebut.
Industri persuratkabaran sebenarnya mulai mencium gelaja krisis kertas sejak beberapa tahun lalu. Terlebih lagi karena industri di dunia memang pernah mengalami krisis kertas pada tahun 1973. Meski informasi masih bisa didapatkan melalui televisi ataupun radio, tetapi seperti informasi di suratkabar yang bisa kita lihat beberapa kali. Berbeda dengan media elektronik yang tentu saja tak dapat di putar ulang.
Menyiasati hal ini, maka merebaklah tren berita online. Krisis kertas yang kian mengancam diikuti oleh perkembangan teknologi yang cepat. Tapi sekali lagi, hal ini tetap memiliki sisi lemah, karena harus bertarung dengan keakuratan yang tinggi. Mulai dari penulisan nama, jabatan, tokoh, bahkan intisari berita itu sendiri. Karena sempitnya waktu dalam melakukan konfirmasi awal, maka tak perlu heran ketika kepuasan membaca berita online tak sebesar saat membaca koran atau surat kabar. Karena itu bisa dikatakan, tak ada kertas, tak ada informasi.

Hemat Kertas, Selamatkan Lingkungan

Kita semua tahu bahwa kertas merupakan komoditas berbahan baku kayu. Kemudian diolah menjadi pulp (bubur kertas). Hasilnya, hanya diperoleh sekitar 50%-nya saja. Karena setengah dari pohon tak dapat diolah menjadi kertas yang baik. Sehingga sebatang pohon hanya akan menghasilkan sekitar 805 pond kertas atau sebanyak 161 rim kertas HVS (sumber : http://www.howstuffworks.com/)
Nah, anggap saja dalam satu instansi dengan 12 unit kerja masing-masing menghabiskan kertas sebanyak 1 rim kertas dalam sebulan. Maka akan menghabiskan 12 rim kertas, atau 6000 lembar. Dalam setahun, menjadi 72000 lembar kertas, atau 141 rim. Bila asumsi 1 rim kertas seberat 3,5 kg, maka berarti dalam setahun, sebanyak 493,5 kg kertas digunakan dalam satu instansi dengan 12 unit kerja.
493,5 Kg berarti sama dengan sekitar 12 pohon yang dibabat untuk kebutuhan kertas dalam 1 instansi. Ini baru perhitungan kasar. Belum lagi bila pemakaian kertas melebihi dari 1 rim tiap divisi. Ada berapa banyak perusahaan yang bediri saat ini? Dan ada berapa banyak pohon yang harus dibabat untuk beutuhan industri?
Belum lagi bagi industri media, yang harus menghabiskan 12 batang pohon untuk 1 ton koran. Lembaga pendidikan yang memiliki kebutuhan kertas yang tidak kalah tinggi. Instansi pemerintah yang setiap harinya memakai kertas, entah itu untuk kebutuhan persuratan, memo, pengumuman, agenda kerja, dan lain sebagainya. Berapa banyak lahan hutan yang akan habis setiap harinya?
Inilah yang menjadi PR kita masing-masing. Agar bisa berhemat dalam menggunakan kertas. Limbah kertas bekas sebaiknya jangan dibuang sembarang. Jangan langsung dibakar. Karena akan akan memperparah kondisi llingkungan. Asapnya tentu saja akan menghasilkan gas karbondioksida yang berdampak pada pemanasan global.
Sangat baik bila kita mampu mengolah kembali limbah kertas menjadi bahan daur ulang yang bermanfaat. Dari sini, saya secara pribadi punya bermimpi, bahwa anak-anak Indonesia, putra putri bangsa, nantinya akan sangat disibukkan karena bermunculannya industri-industri pengolahan limbah kertas. Semoga.

Komentar

Posting Komentar