Prediksi Sejarah

Dengan perasaan dipenuhi kelegaan setelah kerjaan saya yang sempat memicu stress akhirnya teratasi, tiba-tiba saja ia datang ke meja saya dengan langkah anggunnya.
“Tau gak sih?! Dunia mengakui bahwa Jepang adalah bangsa yang paling beradab”
“Coba liat di kompas.com, deh!” lanjutnya.
Dengan gaya wah , sayapun menyimak informasi terbaru itu. Tapi ada satu ketidak sepakatan saya dengan pernyataannya. Untuk memastikan sayapun segera hunting di google. Ketemu dengan alamat yang dimaksud, saya lalu membacanya dengan penuh ketakjuban. Cekidot..!!

Dalam pikiran saya, Jepang memang luar biasa. Dengan ketenangan tingkat tinggi, mereka menghadapi bencana itu. Bangsa Jepang tidak disibukkan dengan kepanikan, tangisan, teriakan, ratapan, dan semacamnya. Tapi malah sibuk berbenah dan bahu-membahu membersihkan puing-puing sisa gempa. Seluruh elemen masyarakat beroperasi. Hebatnya, tak ada ratapan. Tidak terjadi penjarahan dan perbuatan tercela lainnya.

Kalau Joseph Nye, Profesor Harvard University mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power, untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain. Maka saya punya pandangan lain tentang tragedi ini. Mari kita kupas.

Ini mengingatkan saya tentang tragedi 66 tahun yang lalu. 6 dan 9 Agustus 1945. Ketika Nagasaki dan Hiroshima luluh lantah oleh senjata pemusnah massal, bom atom. Lewat penelitian Albert Einstein (1905), Ernst Rutherford (1911), dan Niels Bohr (1913), inilah senjata kecil nan mematikan itu. 

Tahun 2011, seolah rekaman sejarah itu terulang kembali, tapi dengan bentuk yang lebih tren bernama “tsunami”. Beberapa tahun belakangan ini tsunami memang sedang tren. Bukan hanya dalam bentuk bencana alam, tapi juga dalam kondisi politik, masyarakat, bisnis, bahkan cinta. *aduh.. koq saya lari ke sini ya?!*

Kembali ke TKP..
Bom Nagasaki dan Hiroshima adalah sejarah kelam sekaligus titik kebangkitan bangsa Jepang. Tragedi ini menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki. Ribuan tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Karena ledakan tersebut menghasilkan radiasi yang sangat berbahaya bagi manusia. Radiasi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan biologis yang bersifat somatis dan genetik. Salah satunya berupa menurunnya respon jaringan sumsum tulang dan sistem hemopoetik, jaringan alat kelamin, jaringan pencernaan, jaringan kulit dan jaringan ikat, jaringan kelenjar, jaringan otot dan urat syaraf. *sangar!*

Tapi bangsa jepang tidak tinggal meratapi tragedi ini. Malah sibuk belajar dan berbenah. Sampai akhirnya Jepang mampu bangkit dari keterpurukan. Dengan mudah melupakan peristiwa tragis tersebut, dan akhirnya keluar sebagai bangsa yang kuat. Bahkan menjadi  salah satu Negara raksasa. Negara di kawasan Asia yang paling pertama keluar dari krisis ekonomi pasca pengeboman.

Peristiwa 11 maret 2011 adalah pelajaran kedua bangsa Jepang. Berdasar pada memori 6 dan 9 agustus 1945, yang dengan cepat akhirnya mampu berdiri tegak, maka kali ini jepang akan kembali tampil sebagai petarung. Mental bangsa Jepang akan kembali ditegaskan oleh dunia. Tak ada tangisan, tak ada ratapan, tak ada keluhan. Yang  ada hanyalah semangat untuk segera bangkit kembali. Bahwa mereka adalah bangsa dengan mentalitas yang tangguh. Atas peristiwa ini, maka sebuah pandanganpun lahir. Saya menyebutnya, “Prediksi Sejarah”.

Komentar